Raden Ngabehi Rangga Warsita adalah seorang penyair, pujangga besar dari tanah Jawa. Ia berasal dari keluarga penyair keraton Surakarta yang termasyhur, yaitu keluarga Yasadipura. Rangga Warsita membuat syair-syair yang masih dikenal hingga saat ini. Salah satu syair yang terkenal yang merupakan karya besar Rangga Warsita adalah sebuah syair yang berupa wejangan, Serat Kalatidha. Serat Kalatidha adalah gambaran zaman yang disebut "zaman edan/zaman penuh kebingungan".
Raden Ngabehi Rangga Warsita lahir pada 14 Maret 1802 dengan nama asli Bagus Burham. Ayahnya seorang carik Kadipaten Anom yang bernama Raden Mas Pajangswara. Ibunya Raden Ayu Pajangswara merupakan keturunan ke-9 Sultan Trenggono dari Demak. Pada 24 Desember 1873, ia meninggal dunia. Tempat peristirahatan terakhirnya terletak di Palar, sebuah desa kecil di wilayah Klaten.
Kalatidha memiliki arti: zaman gila, zaman penuh keragu-raguan atau zaman edan. Karya sastra ini ditulis kurang lebih pada tahun 1860. Karya sastra ini berbentuk tembang macapat. Rangga Warsita menulis syair ini ketika pangkatnya tidak dinaikkan seperti diharapkan. Lalu ia menggeneralisir keadaan ini dan ia anggap secara umum bahwa zaman di mana ia hidup merupakan zaman gila di mana terjadi krisis. Saat itu Rangga Warsita merupakan pujangga kerajaan di Keraton Kasunanan Surakarta. Ia adalah pujangga terakhir Keraton Kasunanan Surakarta. Sebab setelah itu tidak ada pujangga kerajaan lagi.
Syair kalatidha menceritakan kondisi yang terjadi saat itu, yang disebabkan oleh raja yang lalim. Jika dikaitkan pada masa kini… maka silakan menyimak kembali saja sya'ir ini.